Wednesday, June 30, 2010

Matlab Class

What is a MATLAB class? Even though the MATLAB user’s guide does a good job of answering it, I hear this question a lot. After numerous discussions and mentoring sessions, I now realize that this is not really the intended question. Askers are really searching for a framework on which they can build their own classes. Other languages provide this type of framework, so it is natural to expect MATLAB to provide one too. The user’s guide doesn’t define such a framework, probably for good reason. It would require more detail than is typical for a user’s guide.

In C++ and Java, the framework is largely predefined by the language syntax. In MATLAB,
no such framework exists and the few required elements allow for a lot of customization. Unfortunately, this also means there is no single answer to exactly what constitutes a MATLAB class or what constitutes an acceptable framework. There is a range of answers that depend on the desired level of customization. Classes designed to do one particular job in some specific application do not need an extensive framework. Classes that are nearly indistinguishable from built-in types or classes implemented with an extensive reuse goal require a sophisticated framework. Both need to include the required elements, but the first requires fewer “optional” elements.

Another thing to consider is change. The object-oriented framework in this book is tailored for MATLAB versions 6.5 through 7.1. When version 7 was released, a beta version containing several improvements to the object framework was also released. The framework in the version 7 beta release and the framework developed in this book can peacefully coexist. Future releases of MATLAB will undoubtedly contain framework elements that improve the performance or organization of this book’s framework. This is a good thing, and from what I have seen, it should be easy to incorporate those improvements. Also, from what I have seen, there is a lot to like in the beta version of the framework. Future releases could also include elements that break this book’s framework. So far, there is no hint of a problem. The detailed descriptions and examples in this book will allow you to adapt to any new framework.

EXAMPLE : CLASS REQUIREMENTS
Currently there are only two requirements for creating a class: a directory that identifies the class, and an m-file that defines the data structure and returns an object. Central to both requirements is the name of the class. All class files are stored in a directory with a name that is essentially the name of the class, and the name of the class’ defining m-file is the same as the class name. Since the class name and the name of the defining m-file are the same, the naming restrictions for the class are identical to restrictions placed on functions: no punctuation, no spaces, cannot start with a number, and so on.
Andy H. Register
read more...

Monday, June 28, 2010

IP Address

A. IP Address
Ip Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP address terdiri dari 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka decimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 172.30.0.0.
Oleh karena protokol IP adalah protokol yang paling bnyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi di dalam jaringan komputer satu dengan yang lainnya.

B. Mengubah Angka Biner ke Desimal
Angka biner adalah angka yang terdiri dari 0 dan 1, dan di sebut juga sebagai bahasa mesin. Setiap angka biner 1 bergantung pada posisinya di dalam kelompok binernya, memiliki nilai decimal seperti dibawah ini :

Biner 1 1 1 1 1 1 1 1
Desimal 128 64 32 16 8 4 2 1

Angka biner 0 tentu memiliki nilai decimal 0 juga. Dengan menjumlahkan nilai-nilai decimal yang berkaitan. Berikut adalah contoh bilangan biner lainnya yang diubah ke decimal.

1 1 0 0 1 0 1 1
128 64 0 0 8 0 2 1 = 203

C. Mengubah Angka Desimal ke Biner
Cara menghitung nilai biner dari desimal yang diketahui adalah dengan metode membagi angka decimal dengan angka 2. Contoh seperti berikut :
  1. 203
203 : 2 = 101 sisa 1
101 : 2 = 50 sisa 1
50 : 2 = 25 sisa 0
25 : 2 = 12 sisa 1
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1

Dari pembagian diatas, angka biner adalah angka-angka sisa yang dibaca dari bawah ke atas yaitu : 11001011

D. Kelas IP Address
Telah dijelaskan sebelumnya, IP address terdiri atas 32 bit angka biner, yang dapat ditulis dalam empat kelompok, terdiri atas 8 bit (oktet) dengan dipisah oleh tanda titik. Contohnya adalah seperti :
11000000.00010000.00001010.00000001
Atau juga dapat ditulis dalam bentuk empat kelompok angka decimal (0-255) seperti :
192.16.10.1
Atau secara simbolik dapat dituliskan sebagai empat kelompok huruf sebagai berikut :
w.x.y.z
IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat dari jaringan, sedangkan host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan. Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu peralatan jaringan beserta alamat jaringan dimana peralatan itu berada. Ini sama ibaratnya dengan alamat rumah yang terdiri atas nama jalan dan nomor rumah, dimana network ID sebagai nama jalan, dan host ID sebagai nomor rumah.
Dalam contoh berikut, alamat jaringan (network ID) yang sering juga disebut network address adalah 172.30.0.0 yang merupakan nama jalan. Sedangkan alamat lengkap sever dan workstation adalah 172.30.0.1, 172.30.0.2, 172.30.0.3, 172.30.0.4.



Gambar 1.1 Contoh jaringan dengan IP address.
Jumlah kelompok angka yang termasuk network ID dan berapa yang termasuk host ID, bergantung pada kelas dari IP address yang dipakai.untuk mempermudah pemakaiaan bergantung pada kebutuhan si pemakai. Oleh sebab itu IP address dibagi dalam tiga kelas seperti tampak di bawah ini.

Kelas-kelas IP address dengan default subnet mask



Untuk dapat menandai kelas satu dengan kelas yang lainnya, maka dibuat beberapa peraturan sebagai berikut :
1. Oktet pertama dari kelas A harus dimulai dengan angka biner 0.
2. Oktet pertama dari kelas B harus dimulai dengan angka biner 10.
3. Oktet pertama dari kelas C harus dimulai dengan angka biner 110.
Oleh sebab itu, IP address dari masing-masing kelas harus dimulai dengan angka desimal tertentu pada oktet pertama, seperti terlihat di bawah ini :



Beberapa peraturan yang diketahui, yaitu :
1. Angka 127 di oktet pertama digunakan untuk loopback
2. Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.
3. Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.
Selain ketiga kelas A, B, C, sebenarnya ada lagi kelas D dan E yang jarang dipakai. Kelas D dimana oktet pertama dimulai dengan biner 110 dipergunakan untuk alamat-alamat multicast. Sedangkan kelas E dimana oktet pertama dimulai dengan biner 1111 digunakan untuk eksperimentasi.

E. Broadcast
Seperti telah dibahas di atas, bit-bit dari network ID maupun host ID tidak boleh semuanya berupa angka biner 0 atau 1. Apabila network ID dan host ID semuanya berupa angka biner 1, yang dapat ditulis sebagai angka decimal 255.255.255.255, maka alamat ini disebut floaded broadcast.
Jika host ID semua berupa angka biner 0, IP address ini menyatakan alamat network dari jaringan yang bersangkutan. Jika semua angka biner host ID berupa angka biner 1, maka IP address ini ditujukan untuk semua host di dalam jaringan yang bersangkutan, yang dipergunakan untuk mengirim pesan (broadcast) kepada semua hostyang berada didalam jaringan local.

F. Subnetting
Jika seorang pemilik sebuah IP address kelas B misalnya dengan network ID 172.30.0.0 memerlukan lebih dari satu network ID, maka ia harus mengajukan permohonan ke Internic (sebuah badan Internasional yang mengurusi masala IP address) untuk mendapatkan IP address baru. Namun persedian IP address saat ini sangat terbatas karena banyaknya jumlah situs-situs di internet. Untuk mengatasi kesulitan ini dan menghindarkan untuk mengajukan permohonan baru ke Internic, muncullah suatu teknik untuk memperbanyak network ID dari satu network ID yang sudah ada.

Hal ini dinamakan subnetting, dimana sebagian host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat network ID tambahan. Sebagai contoh, perhatikan IP address 172.30.0.0 (10101100.00011110.00000000.00000000) dengan default subnet mask 255.255.0.0 untuk mempelajari cara kerja subnetting. Misalnya sekarang kita ingin memiliki dua network ID dari IP address 172.30.0.0. Mask dua bit teratas dari host ID, dengan menyelubungi (mask) dua bit dari host ID tersebut, maka akan mendapat empat kompinasi yaitu 00, 01, 10, 11 yang dapat dipakai untuk subnet. Perhatikan yang terjadi dengan default subnet mask 255.255.0.0 atau 11111111.11111111.00000000.00000000, setelah dimodifikasi menjadi angka biner 11111111.11111111.11000000.00000000 dimana dua bit teratas dari host ID di selubungi (Mask) untuk menjadi bagian dari network ID. Subnet mask yang baru sekarang menjadi 255.255.192.0. yaitu :256 - 192 = 64
Dengan demikian 4 network ID baru telah dibuat :
1. 172.30.0.0
2. 172.30.64.0
3. 172.30.128.0
4. 172.30.192.0

Perhitungan yang digunakan adalah :
Untuk jumlah network ID yang dapat dibuat yaitu dengan rumus 2n, dimana n adalah jumlah bit yang diselubung (mask). Berikut adalah perhitungannya :
Jumlah network ID : 22 = 4

Untuk jumlah host ID yang dapat dibuat yaitu dengan rumus 2y – 2, dimana y adalah banyaknya binary 0 yang tersisa setelah di mask. Berikut adalah perhtungannya :
Jumlah host ID per subnet : 214 – 2 = 16382
read more...

Friday, June 25, 2010

Siklus-Siklus Refrigerasi

A. Prinsip / Esensiasi Refrigerasi

Agar Didapatkan kondisi temperatur selalu berada dibawah temperatur lingkungan, maka temperatur rendah yang diperoleh tersebut harus dijaga dengan cara menyerap panas yang dimiliki waduk / reservoar / ruangan bertemperatur rendah secara kontinu. Untuk itu diperlukan suatu proses aliran panas yang berasal dari ruangan ini secara kontinu.

penyerapan panas dilakukan dengan cara penguapan (Evaporasi) Refrigeran cair. Refrigeran ini menguap pada evaporator pada tekanan evaporasi, untuk itu refrigeran harus memiliki titik didih yang rendah. Panas yang diserap uap refrigeran ini dibuang atau dilepas pada ruangan bertemperatur tinggi (Kondensor). Uap refrigeran ini ini secara kontinu dikembalikan ke keadaan awal (Refrigeran Cair) agar dapat menyerap panas (Kalor) dari ruangan bertemperatur rendah lagi. Untuk itu perlu suatu proses siklus, yang disebut dengan Siklus Refrigerasi.

Esensi dari Siklus Refrigerasi ini adalah pemindahan kalori atau panas dari ruangan bertemperatur rendah ke ruangan bertemperatur tinggi. Agar proses pemindahan panas ini terjadi, perlu adanya kompensasi atau pengorbanan energi dari luar atau ekstemal energi (Menurut Hukum II Thermodinamika). Energi Ekstemal tersebut dipasok oleh kompressor.



Siklus Refrigerasi terdiri dari langkah-langkah :
  1. Penyerapan panas pada ruangan temperatur rendah, oleh refrigeran cair pada evaporator.
  2. Kompressi uap pada refrigeran pada kompressor.
  3. Pembuangan atau pelepasan panas pada ruangan temperatur tinggi, oleh refrigeran pada kondensor.
  4. Ekspansi, pengembalian kondisi uap refrigeran seperti semula (refrigeran cair), oleh mesin atau katup Ekspansi.
B. Istilah-Istilah penting pada Refrigerasi
  1. Siklus Refrigerasi adalah apabila yang menjadi tujuan adalah pemindahan panas dari ruangan bertemperatur rendah. Contoh : Kulkas dan AC.
  2. Siklus pompa kalor adalah apabila yang menjadi tujuan adalah panas yang mana tersebut berasal dari ruangan bertemperatur rendah. Contoh: Pompa Kalor sebagai penghangat ruangan.
  3. Efek refrigerasi (Refrigerating Effect) adalah jumlah panas yang diserap diambil dari ruangan temperatur rendah.
  4. Efek Pemanasan (Heat Effect) adalah jumlah panas yang diterima oleh ruangan temperatur tinggi.
  5. Ton Refrigerasi adalah laju efek refrigerasi pada suatu operasi pabrik refrigeran (Pabrik Es), yang merupakan laju penyerapan panas sebesar 288.000 BTU per hari (24 Jam).
C. Tipe-Tipe Siklus Refrigerasi
Ada beberapa siklus dari siklus refrigerasi, antara lain :
  1. Siklus Refrigerasi Carnot.
  2. Siklus Refrigerasi Udara.
  3. Siklus Kompressi Udara.
  4. Siklus Kompressi Uap, terdiri dari :
  • Dengan Mesin Ekspansi.
  • Dengan Katup Ekspansi (Konvensional).

Disusun Oleh : Syamsuar (T. Mesin)

read more...

Thursday, June 24, 2010

Peralatan Refrigerasi

Operasi Refrigerasi butuh suatu mesin yang disebut dengan refrigerator. Refrigerator merupakan kumpulan serangkaian peralatan, seperti :
  1. Kompressor.
  2. Kondensor.
  3. Akumulator.
  4. Mesin Ekspansi / Katub Ekspansi
  5. Evaporator
A. Kompressor
Komprossor adalah alat yang digunakan untuk mengsihap uap refrigeran dan mengkompresinya sehinnga tekanan uap refrigeran naik sampai ke tekanan yang diperlukan untuk pengembunan (Kondensasi) uap Refrigeran di dalam kondensor. Kompressor ini digerakkan oleh sumber tenaga dari mesin penggerak, seperti :
  1. Motor Listrik.
  2. Motor Bakar.
  3. Diesel.
  4. Mesin Uap.
  5. Turbin Gas.
B. Kondensor.
Kondensor merupakan alat penukar panas yang berguna untuk mendinginkan uap Refrigeran dari kompressor agar dapat mengembun (Kondensasi) menjadi cairan. Pada saat pengembunan ini, refrigeran mengeluarkan sejumlah kalori (Panas pengembunan) yang mana panas ini diterima oleh media pendingin di dalam kondensor.

C. Akumulator.
Merupakan alat yang berguna untuk mengumpulkan cairan refrigeran yang berasal dari kondensor. dengan adanya alat ini akan memudahkan pengaturan stock dari total refrigeran.

D. Mesin Ekspansi Atau Katup Ekspansi.
Mesin atau katup ekspansi ini berfungsi untuk menurunkan tekanan dari cairan refrigeran sebelum masuk ke Evaporator, sehingga akan memudahkan refrigeran menguap di evaporator dan menyerap kalori (Panas) dari media yang didinginkan.

E. Evaporator.
Juga Merupakan alat penukar panas. Refrigeran cair dengan tekanan rendah setelah proses ekspansi, diuapkan dalam alat ini. Untuk penguapan Refrigeran cair ini tentu diperlukan sejumlah Kalori, yang mana diambil dari media yang akan didinginkan oleh sistem refrigerasi. misalnya pada mesin Air Conditioning (AC), media yang didinginkan adalah udara yang didinginkan di dalam ruangan (Kamar). Begitu Pula pada kulkas, media yang didinginkan adalah ruangan dalam kulkas dan segala sesuatu yang ada dalam kulkas. Uap refrigeran yang terbentuk di Evaporator langsung dihisap oleh Kompressor, demikian seterusnya mengulangi langkah pertama tadi sehingga membentuk suatu siklus, ayng disebut Siklus refrigerasi.


Disusun Oleh : Syamsuar (T.Mesin)

read more...

Refrigerasi

A. Refrigerasi
Refrigerasi adalah metode pengkondisian temperatur ruangan agar tetap berada di bawahtemperatur lingkungan. Karena temperatur ruangan yang terkondisi tersebut selalu beradadi bawah temperatur lingkungan, maka ruangan akan menjadi dingin, sehingga refrigerasidapat juga disebut dengan metode pendinginan.

Metode pendinginan (Refrigerasi) ini akan berhasil dengan bantuan zat Refrigerant. Refrigerant akan bertindak sebagai media penyerap dan pemindah panas dengan caramerubah fasanya. Refrigerant adalah suatu zat yang mudah berubah fasanya dari cairmenjadi uap dan sebaliknya apabila kondisi tekanan dan temperaturnya diubah.

B. Manfaat Refrigerasi
Operasi Refrigerasi mempunyai manfaat yang banyak, antara lain :
  1. Pengkondisian udara pada ruangan dalam bangunan atau rumah, sehingga temperatur di dalam bangunan atau rumah lebih dingin dibanding di luar rumah.
  2. Pengolahan / Transportasi / Penyediaan bahan-bahan makan atau minuman menjadi legis terhadap aktivitas mikro organisme.
  3. Pembuatan batu es dan dehidrasi gas dalam skala besar.
  4. Pemurnian minyak pelumas pada industri minyak bumi.
  5. Melangsungkan reaksi-reaksi kimia pada temperatur rendah.
  6. Pemisahan terhadap komponen-komponen hidrokarbon yang mudah menguap.
  7. pencairan gas untuk mendapatkan gas murni (O2 Dan N2).





Disusun Oleh : Syamsuar (T.Mesin)
read more...

Polymorphism Java

Polymorphism dapat disamakan dengan Method Overloading, dimana di dalam sebuah class terdapat beberapa method dengan nama sama. Sebuah Method bernama CetakData() yang misalnya berfungsi menampilkan data String, tentu tidak bisa menangani masukan berupa data numerik, boolean, ataupun karakter, demikian juga sebaliknya. Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan menyediakan beberapa Method CetakData() yang akan menangani setiap tipe data, sehingga data apapun yang diberikan sebagai parameter tetap bisa diproses.
Berikut adalah contoh program Polymorphism pada Java:

1. Pakailah editor untuk menuliskan Source Code Java, seperti Notpad, JCreator, atau
Netbeans, Dan kitekkan Source Code Dibawah ini :


class CetakDataTipe {

// membuat method dengan nama sama tapi berbeda tipe data
public void CetakData(String Cetak) {
System.out.println(Cetak);
}
public void CetakData(int Cetak) {
System.out.println(Cetak);
}
public void CetakData(double Cetak) {
System.out.println(Cetak);
}
public void CetakData(char Cetak) {
System.out.println(Cetak);
}
}
public class Polymorphism {

public static void main(String[] args) {
CetakDataTipe data = new CetakDataTipe();

System.out.print("Cetak Data Tipe String : ");
data.CetakData("Sumatra");

System.out.print("Cetak Data Tipe Integer : ");
data.CetakData(1989);

System.out.print("Cetak Data Tipe Double : ");
data.CetakData(16.5 / 2);

System.out.print("Cetak Data Tipe Char : ");
data.CetakData('N');
}
}

2. Lalu Jalankan Program dan Akan mendapatkan Output seperti dibawah ini :


Method CetakData() akan bereaksi dengan satu dari 4 macam tipe data, tergantung dari data yang Passing ke dalamnnya. Keragaman model Method ini disebut Polimorph atau Banyak Bentuk.
read more...

Wednesday, June 23, 2010

Refrigeran Alternatif

Karena pertimbangan lingkungan seperti merusak ozon maka beberapa refrigeran yang tidak ramah lingkungan digan ti dengan jenis refrigeran yang ramah lingkungan. Ozon yang terdapat pada lapisan stratosfer pada ketinggian sekitar 15 - 50 Km diatas permukaan bumi. Ozon tersebut berfungsi melindungi makhluk hidup di bumi dan radiasi ultraviolet yang membahayakan.

Peningkatan Gas-gas yang dibuat oleh manusia antara lain, CFC (Chloro Floura Carbon) dan Halon, mengakibatkan penipisan lapisan ozon yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya kanker kulit, katarak, penurunan sistem daya tahan tubuh manusia, mengurangi hasil panen, mengganggu keseimbangan biota laut dan ekosistem, serta dapat menyebabkan terjadinya efek pemanasan global (Global Warming).

CFC merupakan zat kimia sintetik, dalam bentuk gas yang tidak berbau, tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan tidak mudah bereaksi. CFC berperan dalam penipisan lapisan ozon.

Selain itu lapisan ozon sangat mudah dirusak oleh gas-gas chlorine yang dilepas ke atmosfer, baik oleh manusia maupun proses alam. jika gas CFC yang lepas ke atmosfer terkena sinar matahari atau radiasi ultraviolet, susunan kimianya akan terurai atom chlorine akan lepas dan menghancurkan ozon, mengambil satu atom oksigen dan membentuk chlorine monoxide.

Chlorine monoxide akan bereaksi dengan atom oksigen lainnya dan membentuk molekul oksigen dan atom Chlorine. Satu molekul CFC dapat menghancurkan 100.000 molekul Ozon. beberapa senyawa Halon dapat merusak Ozon 10 kali lebih efektif dari CFC.

Beberapa hal teknis pemakaian refrigeran alternatif HFC 134a sebagai pengganti CFC 12.
  1. Sifat-sifat termodinamik refrigeran alternatif (HCFC dan HFC) relatif sama dengan CFC.
  2. Sifat-sifat fisis dan kimia HCFC dan HFC berbeda dengan CFC.
  3. Akibat Subsitusi Chlorine oleh Hydrogen, HCFC dan HFC di atmosfer tidak stabil, life time di atmosfer relatif tidak lama.
  4. Kandungan Chlorine rendah menghasilkan Low Solubility and Low Lubricity. Kenaikan kandungan Hydrogen akan menambah sifat mudah terbakar.
  5. masalaha teknis utama dengan pergantian refrigeran dari CFC 12 ke HFC 134a memerlukan pengembangan zat pelumas baru, karena minyak pelumas konvensional (Mineral Oil) mempunyai sifat solubility terlalu rendah. Telah dikembangkan minyak pelumas baru : Polyakylen glycol oil (PAG) dan Ester Oil.
  6. Karena si fat Water Solubility HFC 134a lebih besar dibandingkan HFC 12, maka pengaruh terjadinya korosi dan dekomposisi perlu diperhitungkan, sehingga bagian dalam mesin refrigeran harus dijaga dalam kondisi kering, perlu pengembangan desiccant baru. (Telah dikembangkan Synthetic Zeolite).
  7. Perlu pemilihan komponen terbuat dari bahan plastik dan karet yang tepat. Masalah sifat korosivitas dan isolasi listrik juga harus dicari penyelesaiannya.
  8. Alat-alat ukur mesin pendingin yang selama operasi tidak tergantung pada sifat-sifat Thermophycical Refrigeran, tidak perlu diganti, Thermostat, Pressostat, Sight Glass.
  9. Komponen dari mesin pendingin yang perlu dirancang ulang :
  • Kondensor
  • Evaporator
  • Solenoid Valve
  • Oil Filter
  • Suction Filter
10. Komponen perlu diganti, dibuat khusus untuk HFC 134a.
  • Kompresor With Special Oil.
  • Tev.
  • Filter Drier.
Gambar Untuk HFC 134a atau nama lainnya R134a


Disusun Oleh : Syamsuar (T.Mesin)
read more...

Minyak Pelumas Pada Mesin Refrigrasi

Minyak pelumas mesin refrigrasi bersirkulasi hanya untuk melumasi bagian-bagian kompressor yang saling bergesekan. sebagian dari minyak pelumas itu bercampur dengan refrigeran dan masuk kedalam komndensor dan evaporator

oleh karena itu, minyak pelumas mesin refrigerasi harus memiliki sifat selain sebagai pelumas yang baik, juga tidak menyebabkan gangguan atau kerusakan refrigeran dan bagian-bagian yang dilaluinya. Disamping itu, minyak pelumas mesin refrigerasi harus tahan temperatur tinggi, karena gas refrigerasi pada akhir langkah kompresi didalam silinder bertemperatur tinggi.

seperti diterangkan diatas, minyak pelumas mesin refrigerasi harus memenuhi beberapa persyaratan tersebut dibawah ini, yang sesuai dengan temperatur kerja mesin, jenis refrigeran dan jenis kompresor yang digunakan.

Persyaratan minyak pelumas mesi refrigerasi :
  1. Titik beku yang rendah.
  2. titik nyala yang tinggi (stabilitas termal yang baik)
  3. Viskositas yang baik.
  4. Dapat dipisahkan dengan refrigeran dengan mudah tanpa reaksi kimia.
  5. Tidak mudah membentuk emulsi.
  6. Tidak bersifat sebagai Oxidator.
  7. Kadar Parifin rendah (Untuk mencegah kebekuan pada temperatur rendah).
  8. Kemurnian Tinggi (Tidak mengandung kotoran, air, asam dan sebagainya).
  9. Bersifat Isolator listrik yang baik, terutama untuk penggunaan pada kompresor hermetik).
  10. Kekuatan lapisan minyak yang tinggi.
Disusun Oleh : Syamsuar (T.Mesin)
read more...

Persyaratan Refrigeran

Persyaratan Refrigeran
Persyaratan refrigeran (Zat Pendingin) untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut :
  1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya Refrigeran memiliki temperatur penguapan pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator, dan turunnya efisiensi volumetrik karena karena naikknya perbandingan kompresi.
  2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi. apabila tekanan pengembunannya rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah sehingga penurunan prestasi kompressor dapat dihindarkan. selain itu, dengan tekanan kerja yang lebih rendah , mesin dapat bekerja lebih aman karena kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan menjadi lenbih kecil.
  3. Kalor laten penguapan harus lebih tinggi. Refrigeran yang memiliki kalor laten penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil.
  4. Volume spesifik(terutama dalam fasa gas) yang cukup kecil. Refrigeran dengan Kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil akan memungkinkan penggunaan kompressor dengan volume torak yang lebih kecil.
  5. Koefisien prestasi harus tinggi. dari segi karakteristik termodinamika dari refrigeran, koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menekan biaya operasi.
  6. Konduktifitas termal yang tinggi. Konduktifitas termal sangat penting untuk menentukan karakteristik pemindahan kalor.
  7. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas. dengan turunnya tahanan aliran refrigeran dalam pipa, kerugian tekanan akan berkurang.
  8. Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik (utamanya untuk kompressor hermatik).
  9. Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, sehingga tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik (utamanya untuk kompresor hermatik).
  10. Refrigeran tidak boleh beracun dan berbau merangsang.
  11. Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan meledak.
  12. Refrigeran harus mudah dideteksi, jika terjadi kebocoran.
  13. Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.
  14. Ramah lingkungan.
Disusun Oleh : Syamsuar. (T.Mesin)
read more...

Saturday, June 19, 2010

Perkembangan E-Learning

1. Sejarah E-Learning
E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruktion) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan e-learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuanteknologi. Berikut perkembangan e-learning dari masa ke masa :
  1. Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standalone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
  2. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.
  3. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
  4. Tahun 1999 : sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.
E-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima dari berbagai kalangan misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan:
e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa:
e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone.

2. Perkembangan e-learning
Munculnya e-learning berdampak besar pada dunia pendidikan. Pihak-pihak yang paling berperan utama dalam dunia pendidikan pun tidak luput dari dampak e-learning tersebut. Para pelajar merasakan sensasi belajar yang benar-benar berbeda dibandingkan kelas konvensional. Akses mereka terhadap informasi juga meningkat dengan drastis. Selain itu, para pelajar juga dapat memilih sendiri cara belajar yang dirasa paling cocok dengan kepribadian mereka ketika mengikuti kelas e-learning.

Para pendidik merasakan dampak dari penggunaan e-learning terhadap metode
pengajaran yang digunakan. Mereka perlu melakukan adaptasi dalam cara pengajaran yang
disampaikan yang tentunya berbeda dengan metode konvensional. Selain itu juga diperlukan keahlian dalam menyediakan materi pembelajaran yang menarik untuk digunakan melalui sistem e-learning dan menggunakan fitur-fitur yang disediakan pada sistem e-learning dengan optimal dan efisien.

3. Keuntungan e-Learning
Keuntungan e-Learning diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Menghemat waktu proses belajar mengajar
  • Mengurangi biaya perjalanan
  • Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, bukubuku)
  • Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
  • Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
Hal-hal yang telah disebutkan di atas menjadi pendorong utama pesatnya pertumbuhan penggunaan e-learning di berbagai tempat. Hal ini juga yang menjadikan elearning mampu menerobos dunia bisnis dengan prospek yang cukup cerah, terutama dari sisi profitabilitas yang tidak hanya dirasakan oleh organisasi for-profit, tetapi juga oleh organisasi non-profit. Profitabilitas ini terjadi karena besarnya permintaan pasar terhadap e-learning.

Cerahnya profitabilitas ini menyebabkan banyak organisasi yang rela menanamkan modalnya untuk mengaplikasikan e-learning di dalam lingkungan mereka. Bahkan muncul juga organisasi-organisasi yang menggantungkan dirinya pada bisnis e-learning. Dalam hal ini, dunia akademis perlu bekerja sama dengan dunia bisnis untuk mengembangkan e-learning. Saat ini dunia bisnis memang sudah lebih maju dalam penggunaan e-learning. Untuk itu, sangat dianjurkan agar dunia akademis belajar dari dunia bisnis mengenai penggunaan e-learning.

4. Contoh Aplikasi E-Learning

5. Psikologis Pelajar
Hal terakhir yang akan dibahas adalah isu yang dipandang dari perspektif pelajar, yaitu sisi psikologis mereka dalam mengikuti pelajaran melalui sistem e-learning. Hal ini menjadi isu yang paling utama karena pelajar adalah aktor yang paling utama dalam suatu proses pembelajaran. Dalam bagian ini, sisi motivasi, disiplin diri, dan emosi adalah tiga hal yang akan dibahas untuk menganalisa efektivitas proses pembelajaran dari sisi pelajar.

A. Motivasi
Motivasi sangat mempengaruhi sukses atau tidaknya seseorang dalam melakukan sesuatu. Motivasi juga berfungsi sebagai pendorong individu untuk memulai maupun meneruskan kegiatannya. E-learning sebagai suatu aktivitas juga menuntut para pelajar untuk memiliki motivasi yang kuat apabila ingin sukses dalam proses pemebelajaran yang diikutinya. Terlebih lagi sistem e-learning adalah sistem yang menuntut usaha dari individu, sehingga motivasi diri haruslah kuat dan datang dari individu tersebut.

B. Emosi
Emosi memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, termasuk pembelajaran e-learning. Sistem e-learning membuat para pesertanya merasa terisolasi dari yang lain karena adanya gap baik antar pelajar maupun antara pelajar dengan pengajar. Rasa terisolasi ini seringkali menyebabkan frustasi dalam diri pengguna e-learning tersebut. Selain itu rasa ketakutan juga muncul karena kurangnya komunikasi dan kontrol atas situasi dan kondisi dalam e-learning. Rasa malu terkadang juga muncul sebagai akibat dari sifat lingkungan elearning yang sangat terbuka. Emosi-emosi negatif seperti inilah yang akhirnya dapat mengurangi motivasi pelajar dalam menggunakan e-learning. Namun, e-learning tidak hanya menimbulkan emosi negatif saja. Jika para peserta dapat mengadaptasikan dirinya dengan e-learning, maka emosi positif pun dapat muncul, seperti antusiasme tinggi dan kebanggaan atas prestasi yang diperoleh. Untuk itu, yang diperlukan adalah strategi yang tepat dari sisi pelajar untuk menghadapi kondisi dan situasi dalam E-learning, sehingga akan meningkatkan efek dari emosi positif dan mengurangi efek dari emosi negatif.

C. Disiplin Diri
Mengenai disiplin diri, yang perlu diperhatikan adalah sifat dari sistem e-learning yang memberi kebebasan bagi para pesertanya untuk memilih cara belajar yang paling cocok dengan kepribadian pelajar tersebut. Hal ini tentunya dapat mendatangkan keuntungan bagi para pelajar. Namun, para peserta harus dapat menjaga dirinya agar tetap disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan konsisten.


read more...

Friday, June 18, 2010

Membuat GUI Dekstop Java

Pembahasan kali ini saya mengambil Judul "Membuat GUI Dekstop dengan Java" Berbeda dengan yang biasnya di netbeans kita membuat Java GUI dengan Drag n Drop, Kali ini saya Akan membuat program GUI dengan menentukan sendiri GUI-nya. Tapi Pembuatan ini tetap memakai Netbeans.

1. Buka Netbeans -> Categories "Java" -> Project "Java Aplication" -> Next



2. Buat Nama Project dengan Nama "Gui" klik Finish




3. Klik kanan Pada Package GUI dan Pilih New -> Java Class


4. Buat nama Class "GUI" klik "Finish" pada "Public Class Gui {", Ketikkan Program
dibawah ini :

import javax.swing.*;
public class Gui {
public static void main(String [] args) {

// Membuat Frame
JFrame Frame = new JFrame("Gui");
Frame.setVisible(true);
// men-setting ukuran Frame
Frame.setSize(300, 300);

JPanel Panel = new JPanel();
Frame.add(Panel);
JLabel LabelNim = new JLabel ("Nim");
JLabel LabelNama = new JLabel("Nama");
JLabel LabelAlamat = new JLabel("Alamat");
JLabel LabelJurusan = new JLabel("Jurusan");
Panel.add(LabelNim);
Panel.add(LabelNama);
Panel.add(LabelAlamat);
Panel.add(LabelJurusan);
}
}

atau seperti gambardibawah ini :





5. Jalankan (RUN) dengan Mengklik RUN(F6) pada Netbeans untuk mengeksekusi
Program. Dan Hasilnya akan terlihat seperti dibawah ini :


7. Program ini adalah program sederhana menampilkan Interface (GUI) pada Program
Java.
read more...

Sunday, June 6, 2010

Menu Bar Dengan Java Netbeans

Membuat Menu Bar pada JFrame Java

pertemuan kali ini kita akan membuat Menu Bar Menggunakan Java Netbeans.
  1. Lakukan Pembuatan project hingga pembuatan JFrame Form seperti pada pertemuan sebelumnya Pembuatan Program Perhitungan sederhana menggunakan java Netbeans
  2. Setelah melakukan pembuatan project hingga jFrame Form,Drag n Drop jMenuBar yang ada pada Swing Menu dan jTextArea yang ada pada Swing Control seperti gambar dibawah ini.
3. Lalu Lakukan drag n drop "Menu Item" dan letakkan di dalam "Menu Bar" dan Edit nama
"Menu" menjadi "Exit" Seperti gambar di bawah ini.

4. Selanjutnya lakukan penulisan program pada menu "keluar" dengan cara klik kanan Events
-Action - Action Performed.

5. Tuliskan kode program berikut ini "System.exit(0);" atau seperti pada gambar dibawah ini.

6. Jalankan Program dengan menekan tomblo RUN(F6), dan anda akan menghasilkan program seperti dibawah ini.


read more...