A. IP Address
Ip Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP address terdiri dari 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka decimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 172.30.0.0.
Oleh karena protokol IP adalah protokol yang paling bnyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi di dalam jaringan komputer satu dengan yang lainnya.
B. Mengubah Angka Biner ke Desimal
Angka biner adalah angka yang terdiri dari 0 dan 1, dan di sebut juga sebagai bahasa mesin. Setiap angka biner 1 bergantung pada posisinya di dalam kelompok binernya, memiliki nilai decimal seperti dibawah ini :
Ip Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP address terdiri dari 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka decimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 172.30.0.0.
Oleh karena protokol IP adalah protokol yang paling bnyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi di dalam jaringan komputer satu dengan yang lainnya.
B. Mengubah Angka Biner ke Desimal
Angka biner adalah angka yang terdiri dari 0 dan 1, dan di sebut juga sebagai bahasa mesin. Setiap angka biner 1 bergantung pada posisinya di dalam kelompok binernya, memiliki nilai decimal seperti dibawah ini :
Biner 1 1 1 1 1 1 1 1
Desimal 128 64 32 16 8 4 2 1
Desimal 128 64 32 16 8 4 2 1
Angka biner 0 tentu memiliki nilai decimal 0 juga. Dengan menjumlahkan nilai-nilai decimal yang berkaitan. Berikut adalah contoh bilangan biner lainnya yang diubah ke decimal.
1 1 0 0 1 0 1 1
128 64 0 0 8 0 2 1 = 203
C. Mengubah Angka Desimal ke Biner
Cara menghitung nilai biner dari desimal yang diketahui adalah dengan metode membagi angka decimal dengan angka 2. Contoh seperti berikut :
- 203
101 : 2 = 50 sisa 1
50 : 2 = 25 sisa 0
25 : 2 = 12 sisa 1
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
Dari pembagian diatas, angka biner adalah angka-angka sisa yang dibaca dari bawah ke atas yaitu : 11001011
D. Kelas IP Address
Telah dijelaskan sebelumnya, IP address terdiri atas 32 bit angka biner, yang dapat ditulis dalam empat kelompok, terdiri atas 8 bit (oktet) dengan dipisah oleh tanda titik. Contohnya adalah seperti :
11000000.00010000.00001010.00000001
Atau juga dapat ditulis dalam bentuk empat kelompok angka decimal (0-255) seperti :
192.16.10.1
Atau secara simbolik dapat dituliskan sebagai empat kelompok huruf sebagai berikut :
w.x.y.z
IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat dari jaringan, sedangkan host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan. Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu peralatan jaringan beserta alamat jaringan dimana peralatan itu berada. Ini sama ibaratnya dengan alamat rumah yang terdiri atas nama jalan dan nomor rumah, dimana network ID sebagai nama jalan, dan host ID sebagai nomor rumah.
Dalam contoh berikut, alamat jaringan (network ID) yang sering juga disebut network address adalah 172.30.0.0 yang merupakan nama jalan. Sedangkan alamat lengkap sever dan workstation adalah 172.30.0.1, 172.30.0.2, 172.30.0.3, 172.30.0.4.
Gambar 1.1 Contoh jaringan dengan IP address.
Jumlah kelompok angka yang termasuk network ID dan berapa yang termasuk host ID, bergantung pada kelas dari IP address yang dipakai.untuk mempermudah pemakaiaan bergantung pada kebutuhan si pemakai. Oleh sebab itu IP address dibagi dalam tiga kelas seperti tampak di bawah ini.
Kelas-kelas IP address dengan default subnet mask
Untuk dapat menandai kelas satu dengan kelas yang lainnya, maka dibuat beberapa peraturan sebagai berikut :
1. Oktet pertama dari kelas A harus dimulai dengan angka biner 0.
2. Oktet pertama dari kelas B harus dimulai dengan angka biner 10.
3. Oktet pertama dari kelas C harus dimulai dengan angka biner 110.
Oleh sebab itu, IP address dari masing-masing kelas harus dimulai dengan angka desimal tertentu pada oktet pertama, seperti terlihat di bawah ini :
Beberapa peraturan yang diketahui, yaitu :
1. Angka 127 di oktet pertama digunakan untuk loopback
2. Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.
3. Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.
Selain ketiga kelas A, B, C, sebenarnya ada lagi kelas D dan E yang jarang dipakai. Kelas D dimana oktet pertama dimulai dengan biner 110 dipergunakan untuk alamat-alamat multicast. Sedangkan kelas E dimana oktet pertama dimulai dengan biner 1111 digunakan untuk eksperimentasi.
Telah dijelaskan sebelumnya, IP address terdiri atas 32 bit angka biner, yang dapat ditulis dalam empat kelompok, terdiri atas 8 bit (oktet) dengan dipisah oleh tanda titik. Contohnya adalah seperti :
11000000.00010000.00001010.00000001
Atau juga dapat ditulis dalam bentuk empat kelompok angka decimal (0-255) seperti :
192.16.10.1
Atau secara simbolik dapat dituliskan sebagai empat kelompok huruf sebagai berikut :
w.x.y.z
IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat dari jaringan, sedangkan host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan. Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu peralatan jaringan beserta alamat jaringan dimana peralatan itu berada. Ini sama ibaratnya dengan alamat rumah yang terdiri atas nama jalan dan nomor rumah, dimana network ID sebagai nama jalan, dan host ID sebagai nomor rumah.
Dalam contoh berikut, alamat jaringan (network ID) yang sering juga disebut network address adalah 172.30.0.0 yang merupakan nama jalan. Sedangkan alamat lengkap sever dan workstation adalah 172.30.0.1, 172.30.0.2, 172.30.0.3, 172.30.0.4.
Gambar 1.1 Contoh jaringan dengan IP address.
Jumlah kelompok angka yang termasuk network ID dan berapa yang termasuk host ID, bergantung pada kelas dari IP address yang dipakai.untuk mempermudah pemakaiaan bergantung pada kebutuhan si pemakai. Oleh sebab itu IP address dibagi dalam tiga kelas seperti tampak di bawah ini.
Kelas-kelas IP address dengan default subnet mask
Untuk dapat menandai kelas satu dengan kelas yang lainnya, maka dibuat beberapa peraturan sebagai berikut :
1. Oktet pertama dari kelas A harus dimulai dengan angka biner 0.
2. Oktet pertama dari kelas B harus dimulai dengan angka biner 10.
3. Oktet pertama dari kelas C harus dimulai dengan angka biner 110.
Oleh sebab itu, IP address dari masing-masing kelas harus dimulai dengan angka desimal tertentu pada oktet pertama, seperti terlihat di bawah ini :
Beberapa peraturan yang diketahui, yaitu :
1. Angka 127 di oktet pertama digunakan untuk loopback
2. Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.
3. Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1.
Selain ketiga kelas A, B, C, sebenarnya ada lagi kelas D dan E yang jarang dipakai. Kelas D dimana oktet pertama dimulai dengan biner 110 dipergunakan untuk alamat-alamat multicast. Sedangkan kelas E dimana oktet pertama dimulai dengan biner 1111 digunakan untuk eksperimentasi.
E. Broadcast
Seperti telah dibahas di atas, bit-bit dari network ID maupun host ID tidak boleh semuanya berupa angka biner 0 atau 1. Apabila network ID dan host ID semuanya berupa angka biner 1, yang dapat ditulis sebagai angka decimal 255.255.255.255, maka alamat ini disebut floaded broadcast.
Jika host ID semua berupa angka biner 0, IP address ini menyatakan alamat network dari jaringan yang bersangkutan. Jika semua angka biner host ID berupa angka biner 1, maka IP address ini ditujukan untuk semua host di dalam jaringan yang bersangkutan, yang dipergunakan untuk mengirim pesan (broadcast) kepada semua hostyang berada didalam jaringan local.
F. Subnetting
Jika seorang pemilik sebuah IP address kelas B misalnya dengan network ID 172.30.0.0 memerlukan lebih dari satu network ID, maka ia harus mengajukan permohonan ke Internic (sebuah badan Internasional yang mengurusi masala IP address) untuk mendapatkan IP address baru. Namun persedian IP address saat ini sangat terbatas karena banyaknya jumlah situs-situs di internet. Untuk mengatasi kesulitan ini dan menghindarkan untuk mengajukan permohonan baru ke Internic, muncullah suatu teknik untuk memperbanyak network ID dari satu network ID yang sudah ada.
Hal ini dinamakan subnetting, dimana sebagian host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat network ID tambahan. Sebagai contoh, perhatikan IP address 172.30.0.0 (10101100.00011110.00000000.00000000) dengan default subnet mask 255.255.0.0 untuk mempelajari cara kerja subnetting. Misalnya sekarang kita ingin memiliki dua network ID dari IP address 172.30.0.0. Mask dua bit teratas dari host ID, dengan menyelubungi (mask) dua bit dari host ID tersebut, maka akan mendapat empat kompinasi yaitu 00, 01, 10, 11 yang dapat dipakai untuk subnet. Perhatikan yang terjadi dengan default subnet mask 255.255.0.0 atau 11111111.11111111.00000000.00000000, setelah dimodifikasi menjadi angka biner 11111111.11111111.11000000.00000000 dimana dua bit teratas dari host ID di selubungi (Mask) untuk menjadi bagian dari network ID. Subnet mask yang baru sekarang menjadi 255.255.192.0. yaitu :256 - 192 = 64
Dengan demikian 4 network ID baru telah dibuat :
1. 172.30.0.0
2. 172.30.64.0
3. 172.30.128.0
4. 172.30.192.0
Perhitungan yang digunakan adalah :
Untuk jumlah network ID yang dapat dibuat yaitu dengan rumus 2n, dimana n adalah jumlah bit yang diselubung (mask). Berikut adalah perhitungannya :
Jumlah network ID : 22 = 4
Untuk jumlah host ID yang dapat dibuat yaitu dengan rumus 2y – 2, dimana y adalah banyaknya binary 0 yang tersisa setelah di mask. Berikut adalah perhtungannya :
Jumlah host ID per subnet : 214 – 2 = 16382
Seperti telah dibahas di atas, bit-bit dari network ID maupun host ID tidak boleh semuanya berupa angka biner 0 atau 1. Apabila network ID dan host ID semuanya berupa angka biner 1, yang dapat ditulis sebagai angka decimal 255.255.255.255, maka alamat ini disebut floaded broadcast.
Jika host ID semua berupa angka biner 0, IP address ini menyatakan alamat network dari jaringan yang bersangkutan. Jika semua angka biner host ID berupa angka biner 1, maka IP address ini ditujukan untuk semua host di dalam jaringan yang bersangkutan, yang dipergunakan untuk mengirim pesan (broadcast) kepada semua hostyang berada didalam jaringan local.
F. Subnetting
Jika seorang pemilik sebuah IP address kelas B misalnya dengan network ID 172.30.0.0 memerlukan lebih dari satu network ID, maka ia harus mengajukan permohonan ke Internic (sebuah badan Internasional yang mengurusi masala IP address) untuk mendapatkan IP address baru. Namun persedian IP address saat ini sangat terbatas karena banyaknya jumlah situs-situs di internet. Untuk mengatasi kesulitan ini dan menghindarkan untuk mengajukan permohonan baru ke Internic, muncullah suatu teknik untuk memperbanyak network ID dari satu network ID yang sudah ada.
Hal ini dinamakan subnetting, dimana sebagian host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat network ID tambahan. Sebagai contoh, perhatikan IP address 172.30.0.0 (10101100.00011110.00000000.00000000) dengan default subnet mask 255.255.0.0 untuk mempelajari cara kerja subnetting. Misalnya sekarang kita ingin memiliki dua network ID dari IP address 172.30.0.0. Mask dua bit teratas dari host ID, dengan menyelubungi (mask) dua bit dari host ID tersebut, maka akan mendapat empat kompinasi yaitu 00, 01, 10, 11 yang dapat dipakai untuk subnet. Perhatikan yang terjadi dengan default subnet mask 255.255.0.0 atau 11111111.11111111.00000000.00000000, setelah dimodifikasi menjadi angka biner 11111111.11111111.11000000.00000000 dimana dua bit teratas dari host ID di selubungi (Mask) untuk menjadi bagian dari network ID. Subnet mask yang baru sekarang menjadi 255.255.192.0. yaitu :256 - 192 = 64
Dengan demikian 4 network ID baru telah dibuat :
1. 172.30.0.0
2. 172.30.64.0
3. 172.30.128.0
4. 172.30.192.0
Perhitungan yang digunakan adalah :
Untuk jumlah network ID yang dapat dibuat yaitu dengan rumus 2n, dimana n adalah jumlah bit yang diselubung (mask). Berikut adalah perhitungannya :
Jumlah network ID : 22 = 4
Untuk jumlah host ID yang dapat dibuat yaitu dengan rumus 2y – 2, dimana y adalah banyaknya binary 0 yang tersisa setelah di mask. Berikut adalah perhtungannya :
Jumlah host ID per subnet : 214 – 2 = 16382
Tags:
2 comments: on "IP Address"
alow, numpang ngadem
NGADEM TU APA MAS?? CKCKCKCK
Post a Comment